Selasa, 09 Desember 2014
Senin, 01 Desember 2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan
orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi
perilaku para anggotanya.
Kelompok sosial atau sosial group
dapat diartikan sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama
karena adanya hubungan antar mereka, di mana hubungan tersebut menyangkut
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk
saling menolong. Namun kelompok sosial itu dapat pula mirip dengan dengan
situasi massa jika suatu perkumpulan yang berstruktur telah mempunyai anggota
cukup banyak, misalnya suatu organisasi massa yang anggotanya satu persatu
jarang mengadakan interaksi serba intensif dan yang kadang-kadang saja
berkumpul dalam jumlah yang lengkap, sehingga interaksi antara anggotapun terbatas.
B. Jenis-jenis Kelompok Sosial
Menurut Charles Horton Cooley, dalam
bukunya Social Organization ( 1909 )kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam
dua jenis, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder
1. Kelompok Primer ( primary group )
Yaitu pengelompokan anggota-anggota
masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan
maupun hubungan darah. Contoh marga di Sumatera dan suku di Papua
Dalam kelompok primer terdapat
interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat diantara mereka dari pada
kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi [1]hubungan
yang face to face group, yaitu
kelompok sosial yang anggotanya sering berhadapan muka antara satu dengan yang
lainnya dan saling mengenal dari dekat, sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam
kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu
berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu
mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan
kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan
individu lain dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh kelompok primer adalah,
keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dsb.
Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih
berdasarkan simpati.
2.
Kelompok Sekunder (
secoundary group )
Yaitu pengelompokan anggota-anggota
masyarakat yang terorganisir secara sistematis untuk tujuan-tujuan tertentu.
Kelompok sekunder tersebut biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi. Contoh
kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas ( PT, ) Persatuan
Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI
).
Kelompok sosial dapat dibedakan juga
berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal. Inti perbedaannya, bahwa
kelompok formal adalah kelompok yang berstatus resmi sedangkan kelompok
informal adalah kelompok yang tidak berstatus resmi.
Dalam kelompok formal terdapat
pembagian tugas yang jelas, perbedaan peran sosial, serta norma pedoman tingkah
laku bagi para anggotanya. Sebaliknya pada kelompok informal ciri-ciri tersebut
kurang begitu jelas.
C.
Ciri-ciri kelompok sosial
Ciri-ciri kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
- Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
- Memiliki struktur social
- Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
- Memiliki faktor pengikat.
- Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Maka kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua bentuk,
yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok sosial besar.
Proses
Pembentukan Kelompok Sosial
Faktor-faktor pendorong timbulnya kelompok sosial
- Dorongan untuk mempertahankan hidup
- Dorongan untuk meneruskan keturunan
- Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
- Dasar Pembentukan Kelompok Sosial [2]
D. Kelompok Masyarakat
Kelompok masyarakat adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
E. Jenis-jenis Kelompok Masyarakat
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi
masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
a)
Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana
(primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola
kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa
seperti pada masyarakat maju.
b) Masyarakat
Maju
Masyarakat maju memiliki anekaragam kelompok
sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang
tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan
dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok
masyarakat non industri dan masyarakat industri.
a.
Masyarakat
non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau
organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu kelompok primer (primary group) dan
kelompok sekunder (secondary group)
1) Kelompok
Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut
juga kelompok ”face to face group”,
sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling
mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok
primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja
atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas tidak
secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para
anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok
belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
2) Kelompok
sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut
saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh
karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur
atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
b.
Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja
bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.
Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis,
juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri.
Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang
bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja
secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula,
ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian
semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.
Perjuangan kaum buruh semakin
meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh
terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi
bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin.
Dengan demikian, pembagian kerja semakin timpang dan tidak adil.[3]
[1] AhmadiAbu.IlmuSosial Dasar.Gramedia.Jakarta;2003
[2] Amarudin Udin Alim, Ilmu Pengetahuan Budaya Dasar, Forum
pendidikan Ikip, Jakarta: 1976
[3] http://dhikapriskia.blogspot.com/2011/03/ilmu-sosial-budaya-dasar-makalah-untuk.html
diakses tanggal 14 Juni 2011 jam 15.05 WIB
http://mklh2kelompoksosial.blogspot.com/
diakses tanggal 14 Juni 2011 jam 18.12 WIBs
Langganan:
Postingan (Atom)